Selasa, 24 Februari 2009

Ant Colony Optimization (ACO)

Bissmillah

Semut menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Konon, binatang kecil ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun. Kelobaannya sedemikian besar sehingga ia berusaha – dan seringkali berhasil – memikul sesuatu yang lebih besar dari badannya, meskipun sesuatu tersebut tidak berguna baginya (Shihab, 2009).

Ant Colony Optimization (ACO) adalah sebuah metode optimalisasi heuristic penyelesaian masalah mengenai jalur tercepat atau permasalahan optimalisasi yang lainnya dengan menggunakan azas tingkah laku semut secara biologi (Habilation dan Hammer, 2003). Filosofi dari Algoritma Ant Colony adalah: (1) Pemecahan masalah merupakan pemodelan dari realita koloni semut dalam mencari makanan (2) Jumlah alternatif solusi sebagai pemecahan masalah adalah merupakan jumlah semut di dalam koloni tersebut (3) Populasi dari jumlah alternatif solusi adalah masing-masing waktu koloni pergi mencari makanan dan kembali ke sarang mereka.

Sebuah fenomena alam yang menarik, yang telah terimplementasi di dalam praktek algoritma program komputer di dunia Teknologi Informasi. Manfaat algoritma koloni semut ini sangat banyak, selain digunakan untuk mencari sebuah path / jalur yang optimal (baik jarak, waktu dan biaya), di dalam sebuah jaringan distribusi barang, pun algoritma ini dapat dimanfaatkan untuk mencari nilai optimal lain yang terjadi di lapangan, seperti permasalahan kombinasi, nilai produksi dan juga dapat digunakan untuk forecasting.

Hebatnya semut, dalam mentrace-back jalur tercepat yang telah dan pernah dilalui, karena telapak pada kaki semut, mengeluarkan sejenis zat kimia (pheromones) yang mudah menguap, sehingga kekuatan bau zat tersebut harus ditambah oleh kaki semut berikutnya. Path yang sering dilewati itulah diprediksi merupakan path ter-optimal atau near optimal antara sarang semut dengan sumber makanan.

Ant Colony Optimization algorithm ini telah memperkaya jenis algoritma pencarian nilai optimal yang telah ada di domain keilmuan teknologi informasi dan pemrograman komputer. Ini lebih ke arah pembuktian sebuah kekuasaan Maha Dahsyat, bahwa semua ilmu adalah milikNYA, milik zat maha agung dan maha berilmu. Analysis mendalam, dari hewan / serangga kecil yang benama semut ini saja, mampu memberikan ilmu penggetahuan dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi umat manusia sedunia.

ALLAH Azza wa jalla, telah mensiratkan jauh-jauh hari di dalam Al-Qur'an di dalam surat Al-Naml (semut) tentang kehidupan semut. Tetapi yang agak sedikit meringis, bahwa algoritma optimalisasi koloni semut ditemukan oleh orang yang tidak mengerti Al-Qur'an, seorang Belgia bernama Marco Dorigo (seorang research director for the Belgian Funds for Scientific Research). Apakah itu bukti bahwa kita sudah jauh dan meninggalkan Al-Qur'an, atau itu sebagai tamparan bahwa kita harus sesegera mungkin kembali lagi ke Al-Qur'an sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku....

Wassalam


Referensi

[1] Al-Qur'an

[2] Habilation, Lehrprobe Zur, dan Hammer, Barbara, Ant Colony Optimization, 2003, Osnabruck University

[3] Shihab, Quraish, Semut, Laba-laba dan Lebah, 2009, PKES Interaktif

2 komentar:

Araditiya mengatakan...

Alhamdulillah. Jazakalloh bi ahsanil jaza' untuk sharing ilmunya.

Ratna Maulidiyah mengatakan...

menarik sekali apalagi dikaitkan surat dengan Al Quran. ada rasa semacam tertampar juga. terima kasih, sangat bermanfaat.