Jumat, 14 November 2008

Change Management


Bismillah
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan ALLAH, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi ALLAH. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan” (QS. At-Taubah [9]: 20).

Everybody hates a change but it is a must. Mungkin kata itu yang sering terucap para pengambil keputusan, top leader perusahaan dan pelaku bisnis di hampir seluruh perusahaan. Jargon Change, pada awal tahun 2000 merupakan jargon yang sangat panas untuk dibahas di beberapa jurusan manajemen di berbagai universitas. Bahkan, change management merupakan sebuah mata kuliah mengasyikan, karena memang, jika kita berbicara perubahan, berarti berbicara segala hal yang tidak akan pernah berhenti. Berbicara perubahan berarti berbicara inovasi.

Di dunia ini tidak ada yang tidak berubah, selain perubahan itu sendiri (dan ALLAH tentunya, karena DIA maha kekal dan abadi). Itulah statement dasar dari materi perubahan. Kata alamiah (perubahan) itu kemudian oleh para pakar menejemen dicoba untuk diterapkan di dalam manajemen perusahaan, yang hasilnya merupakan hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang dinamis, yang selalu mengikuti zaman dan trend, baik trend teknologi, trend bisnisnya bahkan trend gaya pemuasan pelanggan (Customer satisfaction style). “Jangan pernah takut melakukan perubahan”, itulah yang diungkapkan Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen.

Sentuhan manajemen pun dapat digunakan untuk implementasi dan memaknai secara real arti mengenai ‘perubahan’ ini di dalam perusahaan, baik dari low level, middle level dan top level. Manajemen perubahan adalah proses mendiagnosa, menginisialisasi, mengimplementasi dan mengintegrasi perubahan individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan keuntungan (Achmad, 2002). Dalam menerapkan manajemen perubahan ini, perusahaan harus melalui tahap-tahap: Envisioning, Activating, Supporting, Installing, Ensuring dan Recognizing.

“Perubahan” ini pun bisa dipakai untuk mendongkrak spirit orang per orang secara individual. Seseorang tidak akan pernah akan maju jika dia memang tidak mau maju. Orang harus mau merubah kebiasaan buruk ke arah yang lebih baik, untuk pencapaian harapan dan citanya. Sebuah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus selama 40 hari, akan menjadi kebiasaan tetap orang tersebut. Dan untuk merubahnya, akan membutuhkan spirit dan tenaga yang sangat besar.

Isu perubahan ini sebenarnya sudah ada dan tersuratkan di dalam Al-Qur’an 16 abad yang lampau. Seperti pada Al-Qur’an ayat 11 surat Ar-Ra’d, "Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS Ar-Ra’d [13]: 11). Bukankah ayat tersebut berbicara tentang perubahan, berbicara apa yang harus dilakukan oleh kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Bahkan kalau kita mengacu QS. At-Taubah [9]: 20 di atas, sebenarnya itulah konsep Change Management yang hakiki. 'Iman' merupakan visi yang harus diletakkan dan ditempatkan di tempat yang tidak ada tandingannya (envisioning dan recognizing). Yang merupakan statement dan janji awal sebelum melakukan aktivitas nyata. Merupakan vision statement yang tidak akan pernah tergoyahkan oleh visi-visi lain buatan dan karangan manusia. 'Hijrah' adalah esensi perubahan itu sendiri (activating dan installing), hijrah dari keterpurukkan ke arah perbaikan, hijrah dari tidak memiliki sistem informasi menjadi memiliki dan mengimplementasikannya di dalam sebuah perusahaan, hijrah dari kalah bersaing menjadi sebuah perusahaan yang dapat memenangkan persaingan, hijrah yang dilakukan secara individu maupun kelompok, bahkan secara sistemic dan lain sebagainya. Sedangkan 'jihad' adalah konsep controlling dan consistency dalam melaksanakan perubahan tersebut (Supporting dan ensuring), sehingga perubahan yang selalu dilakukan setiap saat, mampu untuk dapat dikontrol dan dikendalikan serta tetap on the right track di dalam melaksanakan aktivitas usaha dan bisnis perusahaan tersebut.

Subhanallah, ini salah satu bukti nyata lagi, bahwa dikotomi Al-Qur'an dan pengetahuan, hanyalah sebagai saran pembodohan semata. Sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, bukti itu semakin hari semakin nyata, bahwa Al-Qur'an adalah dasar dari pola berpikir untuk kemajuan yang tearah dan tidak menyimpang.

Alhamdulillah

Daftar Pustaka
[1] Al-Qur’an
[2] Al-Hadis
[3] Kasali, Rhenald, Change! Manajemen Perubahan dan Harapan, 2005, Gramedia Pustaka Utama
[4] Achmad, Agus, Manajemen Perubahan, 2002, Anonim – Bandung

Rabu, 05 November 2008

SIDIK JARI DALAM KEAMANAN KOMPUTER

Bissmillah…


"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulangbelulangnya? Bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna" (QS. Al-Qiyamah [75]: 3 – 4).

Keamanan komputer adalah sebuah isu lanjutan dari perkembangan komputer itu sendiri (Termasuk IT di dalamnya). Sehebat apa pun komputer yang ada, seberkelas apa pun sistem informasi yang ditunjang oleh teknologi informasi dan komunikasi terkini ada di sebuah perusahaan, faktor security merupakan sebuah faktor yang terpenting, dalam menjaga informasi tetap akurat, handal, upto date, dan jauh dari manipulasi tak diinginkan dari orang-orang yang tidak berhak.

Perkembangan keamanan komputer mengalami beberapa tahap, dari mulai sistem password biasa, password berjenjang sampai kepada ide menggunakan elemen yang ada pada tubuh user sebagai unique identity. Salah satunya adalah penggunaan sidik jari yang dapat dibaca oleh sebuah alat yang benama finger scan (Biometric finger scan), yang dahulunya hanya digunakan di dalam kalangan kepolisian, untuk keamanan negara.

Menurut para ahli, sidik jari merupakan bagian dari tubuh manusia yang unik, selain bentuk telinga dan retina mata. Bahkan suara bukan lagi sesuatu yang unik yang dimiliki orang, karena ada beberapa orang yang dapat menirukan fibre, nada bahkan intonasi suara orang lain. Sidik jari manusia merupakan bukti materi yang amat penting. Tak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun di antara dua saudara kembar. Dalam dunia sains pernah dikemukakan, jika ada 5 juta orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian (Piri, 2003).

Keunikan sidik jari sudah telah ditemukan oleh manusia sekitar abad ke 19M. Dari sanalah, ide perkembangan keamanan komputer ditemukan, termasuk salah satunya, diciptakannya sebuah alat pendeteksi sidik jari dengan sistem elektronik. Alat ini pertama kali digunakan Federal Bureau Investigation (Mengapa harus FBI yang menciptakannya?) di Amerika Serikat sekitar tahun 60-an. Padalah, kalau kita amati dan mau mentadaburi sedikit mengenai ayat Al-Qur’an yang tersurat pada Surat Al-Qiyamah [75] ayat 3 – 4, sudah tertera disana, bahwa ujung jari-jari manusia menjadi objek pembicaraan ALLAH. Mengapa ujung jari? Mungkin inilah jawabannya, bahwa sidik jari sebagai sebuah sarana keamanan komputer.

Alhamdulillah…

Referensi:
[1] Al-Qur’an
[2] Al-Hadis
[3] Yahya, Harun, Keajaiban Al-Qur’an, 2008, Hikmah
[4] Piri, Sally, Sistem Pengidentifikasian Sidik Jari, 2003, Sinar Harapan